Atjeh Drukkerij – Percetakan Aceh. Atjeh Dokree – begitu lidah orang Aceh zaman itu menyebutnya. Atjeh Drukkerij merupakan perusahaan percetakan pertama di Aceh. Dari gedung inilah dicetak buku-buku, foto-foto dan juga kartu post tentang Aceh. Percetakan ini juga mencetak koran yang diterbitkan Belanda, ‘Het Nieuwsblad voor Atjeh’. Pascakemerdekaan, gedung ini digunakan untuk mencetak Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA) wilayah Aceh. Sekarang, gedung yang telah uzur ini dijadikan mini market.gedung tua yang dibangun sekitar tahun 1900 ini
Atjeh Drukkerij mencetak koran, berita-berita tentang Aceh muncul di beberapa koran di luar Aceh yang diterbitkan Belanda. Seperti di koran Java Bode yang diterbitkan Belanda di Batavia – Berita-berita tentang Aceh juga muncul di Deli Courant yang terbit di Medan, Sumatera Utara..
sejak 1912, tidak ada lagi surat kabar di Aceh kecuali surat kabar Het Nieuwsblad voor Atjeh milik Belanda. Koran ini terbit 1 kali dalam dua minggu dan sirkulasinya terbatas untuk kalangan Belanda dan juga para pedagang Thionghoa.
Barulah ketika sekitar tahun 1939, diterbitkan majalah Penyuluh oleh Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA). Selain itu, Teuku Muhammad Ali Panglima Polem dan Teuku Johan Meraxa juga menerbitkan Surat Kabar Mingguan Gubahan.
Ketika Jepang menduduki Aceh pada tahun 1942 – 1945, gedung percetakan ini mencetak koran Jepang, Atjeh Sinbun. Kemudian, semasa perang kemedekaan 1945-1949, gedung Atjeh Drukkerij dialihkan menjadi Percetakan Negara Republik Indonesia. Di gedung inilah pertama kalinya Oeang Repoeblik Indonesia Daerah (ORIDA) Keresidenan Aceh dicetak.(foto atjeh dokree,sumber tropen tahun 1914)