Pesindo Aceh dengan Kesatrianya telah berjasa dalam menumpas perang
saudara antara golongan feodal disatu pihak dan golongan Ulama dilain pihak.
Golongan feodal di bawah pimpinan T Mohd.Daoed Cumbok, menunggu kedatangan kembali Pemerintah Belanda, sedangkan golongan Ulama dan rakyatpada umumnya ingin merdeka.
Gerakan cumbok, yang terdiri dari ulebalang-ulebalang yang feodal membentuk B.P.R. Lamelo (Kota Bakti Sigli).
Perang cumbok baru dapat dipatahkan setelah datang bala bantuan dari Divisi Rencong, dengan membawa 2 buah meriam yang ditempatkan diatas
glegapu. Tembakan meriam yang dahsyat itu menurut tuan Korewa
pertempuran itu sama sengitnya dengan pertempuran Jepang-Inggeris di
Singapura,tetapi toh akhirnya dapat dipatahkan. Dan pasukan Cumbok
meninggalkan benteng pertahanan, dan T.M.Doed Cumbok, dapat ditangkap
dalam pergunungan (hutan) di daerah Padang Tiji, beberapa bulan kemudian
dan dihukum mati.
(sumer;buku biografi Ali hasyimy)foto(Markas Resimen Pocut Baren dari Kesatria Pesindo Dipisi Rencong dibawah
pimpinan A.Hasjmy. Bertanda X yaitu Mayor Zahara Tambunan ketua resimen)
(sumer;buku biografi Ali hasyimy)foto(Markas Resimen Pocut Baren dari Kesatria Pesindo Dipisi Rencong dibawah
pimpinan A.Hasjmy. Bertanda X yaitu Mayor Zahara Tambunan ketua resimen)